Kamis, 19 Januari 2017

23 Gangguan Pada Sistem Ekskresi Manusia

23 Gangguan Pada Sistem Ekskresi Manusia


Manusia memiliki 4 sistem ekskresi di dalam tubuh, yakni ginjal, paru-paru, hati, dan kulit. Sistem ekskresi berguna dalam proses metabolisme di dalam tubuh. Ginjal membantu mengeluarkan urin, paru-paru mengeluarkan karbondioksida, hati mengeluarkan cairan empedu, sedangkan kulit mengeluarkan keringat. Namun keempat sistem ekskresi tersebut bisa mengalami gangguan. Adapun macam-macam gangguan pada sistem ekskresi adalah

Gangguan pada Ginjal

1. Batu Ginjal
Batu ginjal disebabkan oleh pengendapan garam kalsium di dalam rongga ginjal, saluran ginjal, atau saluran kemih. Batu ginjal biasanya dipicu oleh asupan garam mineral yang terlalu banyak atau karena kurang mengkonsumsi air putih. Batu ginjal selanjutnya akan menyebbkan hidronefrosis, yaitu membesarnya salah satu ginjal karena urin tidak dapat dialirkan keluar tubuh. Kondisi tersebut terjadi karena aliran ginjal tersumbat oleh batu ginjal. Batu ginjal bisa diatasi dengan pembedahan dan sinar laser untuk emecah endapan garam kalsium. Pencegahan batu ginjal bisa dilakukan dengan:
2. Nefritis
Nefritis merupakan kerusakan di glomerulus ginjal akibat alergi racun kuman. Nefritis biasanya disebabkan oleh bakteri Streptococcus. Nefron yang rusak menyebabkan urin kembali masuk ke dalam darah dan penyerapan air menjadi terganggu sehingga kaki menjadi bengkak. Nefritis bisa disembuhkan dengan cara pencangkokan ginjal atau cuci darah secara rutin. Cuci darah biasanya akan dilakukan hingga penderita memperoleh donor ginjal yang memiliki kesesuaian jaringan dengan organ penderita.
(Baca juga: penyebab nefritis)
3. Glukosuria
Penyakit ini ditandai dengan adanya kandungan glukosa di dalam urin (sering disebut dengan penyakit kencing manis). Kondisi ini terjadi karena tubuh kekurangan hormon insulin, sementara itu nefron tidak mampu menyerap kelebihan glukosa sehingga kelebihan glukosa akan dibuang bersama urin. Untuk mengobati glukosaria bisa dilakukan dengan suntikan insulin, asupan obat hipoglikemik oral, juga melakukan diet sehat. Untuk tindakan pencegahan bisa dilakukan:
  • Mengontrol asupan makanan (jangan terlalu mengandung banyak gula)
  • Mengendalikan berat badan (hindari obesitas)
  • Rutin olah raga
  • Mengelola faktor resiko lain seperti hipertensi, kadar lemak darah, dan lain sebagainya
  • Lakukan pemeriksaan gula darah secara rutin
4. Albuminuria
Albuminuria ditunjukkan melalui adanya molekul albumin dan protein lain di dalam urin. Penyakit ini disebabkan oleh kerusaan pada alat filtrasi. Untuk mencegah penyakit ini Anda bisa meningkatkan asupan air mineral setidaknya 8 gelas per hari. Selain itu, usahakan agar tidak mengkonsumsi hanya salah satu zat gizi saja secara berlebihan, misalnya protein. Dengan kata lain, asupan gizi harus dikelola secara seimbang.
5. Hematuria
Hematuria ditandai dengan adanya sel darah merah di dalam urin. Hematuria disebabkan oleh peradangan pada organ urinaria atau karena iritasi akibat gesekan batu ginjal. Untuk mengatasi penyakit ini, pengobatan ataupun pencegahan bisa dilakukan dengan mengatasi akar penyakit yang menyebabkan.
6. Gagal Ginjal
Gagal ginjal terjadi ketika salah satu ginjal tidak dapat menjalankan fungsinya. Kondisi ini akan menyebabkan penimbunan cairan dan urea di dalam tubuh sehingga penderitanya sering mengalami pembengkakan di kaki atau area organ lainnya. Untuk mengobati penyakit ini, penderita harus melakukan cuci darah atau melakukan pencangkokan ginjal. (Baca juga: penyebab gagal ginjal – pengobatan gagal ginjal)

Gangguan pada Paru-paru

Asma disebabkan oleh penyempitan saluran pernapasan utama pada paru-paru. Gejalanya berupa sesak napas. Penyakit ini tidak menular dan bersifat menurun. Selain itu, kondisi lingkungan atau udara yang tercemar juga bisa memicu asma. Hingga saat ini asma belum bisa diobati. Pemberian obat hanya bersifat untuk menghilangkan gejala, artinya penyakit ini bisa kambuh kapan saja. Untuk mencegah kambuhnya penyakit ini penderita harus menghindari faktor resiko seperti lingkungan yang terlalu dingin atau udara yang tercemar.
2. Tuberculosis (TBC)
TBC disebabkan oleh bakteri yang bernama Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini bisa ditularkan melalui percikan yang keluar ketika batuk. Gejala yang ditunjukkan hampir menyerupai gejala asma namun kadang bisa disertai dengan batuk kering atau berdahak atau bahkan batuk darah. Untuk menghindari penularan Anda sebaiknya menghindari kontak dengan penderita TBC serta tidak menggunakan peralatan terutama peralatan makan yang telah digunakan pendeirta TBC. Selain itu, anda juga harus menghindari faktor resiko seperti udara yang tercemar oleh logam berat seperti batu bara atau timbal. Pengobatan bisa dilakukan dengan mudah karena obat TBC disediakan oleh pemerintah. Kadang penderita juga harus menjalani karantina untuk mencegah penularan TBC.
Pneumonia disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur yang menginfeksi paru-paru khususnya di area alveolus. Kondisi ini akan menyebabkan penderitanya sesak napas karena alveolus sudah dipenuhi dengan cairan (karena itu penyakit ini sering disebut dengan paru-paru basah). Pneumonia biasanya tidak dapat disembuhkan secara total, namun gejalanya dapat diringankan dengan mengkonsumsi antibiotik. Untuk mencegah pneumonia, berikut beberapa metode yang bisa dilakukan:
  • Menjaga kebersihan dan daya tahan tubuh agar bakteri, kuman, atau virus tidak mudah menyerang dan menembus pertahanan tubuh.
  • Atur asupan nutrisi makanan.
  • Rutin membersihkan atau mencuci tangan sebelum makan.
  • Rutin melakukan olah raga.
Emfisema disebabkan oleh hilangnya elastisitas pada alveolus. Penderita emfisema biasanya akan memiliki paru-paru yang lebih besar dibandingkan orang sehat pada umumy, sebab karbondioksida yang seharusnya dikeluarkan oleh tubuh justru terperangkap di dalam paru-paru. Emfisema disebabkan oleh asap rokok dan kekurangan enzim alfa-1-antitripsin. Salah satu cara mencegah penyakit ini adalah dengan menghindari asap rokok dan tidak merokok.
Bronkitis adalah peradangan yang terjadi di bronkus dan disebabkan oleh infeksi kuman, bakteri, atau virus. Faktor lain seperti debu, asap rokok, dan juga polusi udara bisa memicu bronkitis. Bronkitis yang disebabkan oleh bakteri atau kuman biasanya dapat diobati dengan mengkonsumsi antibiotik. Sementara bronkitis yang disebabkan oleh virus akan diberi obat untuk meringankan gejala. Untuk mencegah bronkitis bisa dilakukan dengan selalu menjaga atau meningkatkan daya tahan tubuh serta menghindari asap rokok.
6. Asbestosis
Asbestosis terjadi karena penderita menghirup serat-serat asbes sehingga membentuk adanya jaringan parut yang luas di paru-paru. Menghirup serat asbes juga bisa menyebabkan penebalan pleura (selaput yang melapisi paru-paru). Pengobatan terhadap asbestosis dilakukan untuk mengurangi atau mengatasi gejala yang timbul. Adapun pengobatan yang dilakukan adalah dengan membuang lendir atau dahak yang ada di paru-paru. Pada kondisi yang parah mungkin akan dibutuhkan pencangkkan paru-paru. Sedangkan upaya pencegahan bisa dilakukan dengan mengurangi kadar serat dan debu asbes di lingkungan kerja.

Gangguan pada Hati

Hepatitis adalah radang hati yang disebabkan oleh virus (bisa virus hepatitis A atau virus hepatitis B). Virus hepatitis B lebih berbahaya bila dibandingkan virus hepatitis A. Upaya pencegahan hepatitis bisa dilakukan dengan:
  • Melakukan vaksinasi
  • Memastikan jarum untuk akupuntur atau tatto steril
  • Hindari pemakaian alat-alat seperti alat cukur, sisir, dan sebagainya secara bergantian
  • Hindari aktivitas seksual dengan berganti-ganti pasangan
  • Hindari mendapatkan donor darah yang tidak resmi
Sementara itu, tindakan pengobatan bisa dilakkan dengan 2 metode. Pertama melalui cara kimiawi untuk mematikan virus hepatitis. Kedua, metode suportif berguna untuk melindungi sel hati serta membantu pemulihan sel hati yang rusak.
2. Penyakit Kuning
Penyakit kuning disebabkan oleh saluran empedu yang tersumbat sehingga menyebabkan cairan empedu tidak dapat dialirkan ke usus duabelas jari. Akibatnya empedu masuk ke dalam aliran darah dan menyebabkan warna darah menjadi kuning. Penyakit kuning akan ditunjukkan dengan gejala bola mata, kulit, dan kuku menjadi berwarna kuning.
Sirosis hati bisa muncul sebagai akibat dari hepatitis B atau hepatitis C yang berkelanjutan, karena alkohol, kekurangan atau salah gizi, atau karena penyakit lainnya yang menyebabkan saluran empedu tersumbat. Hingga saat ini belum ada obat yang bisa menyembuhkan sirosis hati. Pengobatan dilakukan untuk komplikasi yang terjadi, seperti muntah atau buang air besar berupa darah, perut membesar, mata kuning, serta koma hepatikum.
4. Perlemakan Hati
Perlemakan hati disebabkan oleh penimbunan lemak yang melebihi 5% dari total berat hati atau mengenai lebih dari separuh dari jarngan sel hati. Perlemakan hati ini sering menyebabkan kerusakan hati lanjutan atau sirosis hati. Kondisi ini juga bisa dipicu oleh kebiasaan mengkonsumsi minuman beralkohol.
5. Kanker Hati
Kanker hati muncul karena adanya perkembangan sel kanker di jaringan hati. Kanker hati yang sering diderita oleh kebanyakan orang adalah Hepatocellular carcinoma (HCC). HCC muncul sebagai akibat dari komplikasi akhir yang serius dari hepatitis kronis, terutama karena sirosis hati akibat hepatitis B, hepatitis C, hemochromatosis.
6. Koletasis dan Jaundice
Kolestasis adalah terjadinya kegagalan produksi dan pengeluaran empedu. Terlalu lama menderita kolestasis bisa menyebabkan gagalnya penyerapan lemak dan vitamin ADE, dan K oleh usus.  Selain itu, kondisi tersebut juga bisa menyebabkan penumpukan empedu bilirubin, dan kolesterol di dalam hati. Apabila dalam sirkulasi darah kelebihan bilirubin dan terjadi penumpukan pigmen empedu di dalam kulit, mmebran mukosa, dan bola mata maka kondisi tersebut disebut dengan jaundice. Kondisi ini sering ditandai dengan gejala kulit penderita berwarna kuning terang, warna urin menjadi lebih gelap, sedangkan warna feses menjadi lebih terang.

Gangguan pada Kulit

1. Scabies
Scabies adalah penyakit kulit yang menular dan ditandai dnegan gejala gatal (akan terasa parah saat malam hari). Penyakit ini sering muncul pada area kulit yang lembab, seperti tangan, ketiak, pantat, paha, dan terkadang di antara sela-sela jari. Penyakit ini dapat dicegah dengan cara menjaga kebersihan kulit dan juga lingkungan.
2. Kurap
Kurap adalah penyakit kulit yangmenular dan disebabkan oleh jamur. Gejala kurap mudah dikenali yakni dengan adanya bagian yang kasar di kulit dan dikelilingi dengan lingkaran merah muda. Penyakit ini dapat diobati dengan krim antijamur yang mengandung mikonazol dan kloritomazol. Untuk mencegah penyakit ini Anda perlu menjaga kebersihan tubuh dan juga menghindari kontak dengan penderita.
3. Panu
Panu adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur dan ditandai dengan adanya bercak berwarna putih, coklat, atau merah (tergantung pada warna kulit) di kulit yang disertai dengan gejala gatal ketika berkeringat. Panu dapat dicegah dengan menjaga kebersihan diri, tidak memakai handuk atau pakaian yang lembab (jamur akan mudah berkembang di lingkungan yang lembab), serta tidak menggunakan pakaian atau handuk yang telah dipakai oleh penderita panu. Obat panu sendiri bisa Anda peroleh di apotek atau toko-toko obat secara bebas.
4. Biduran
Biduran ditandai dengan munculnya bentol-bentol di kulit dan biasanya disertai dengan rasa gatal. Kondisi tersebut biasanya disebabkan oleh alergi terhadap cuaca dingin atau makanan tertentu. Untuk mencegah biduran Anda cukup menghindari faktor penyebab alergi yang sering memicu biduran.
5. Psoriasis
Belum ada penelitian yang mampu mengungkapkan penyebab pasti psoriasis. Namun banyak peneliti yang menduga bahwa penyakit ini disebabkan oleh ativasi limfosit T yang tidak normal. Kondisi tersebut sering munjukkan gejala kulit kemerahan di area kulit kepala, siku, punggung, dan juga lutut.
Itulah beberapa gangguan pada sistem ekskresi manusia. Selain beberapa penyakit atau gangguan di atas, masih banyak lagi gangguan pada sistem ekskresi. Berbagai gangguan sistem ekskresi tersebut bisa disebabkan oleh lingkungan, pola hidup tidak sehat, dan juga keturunan (genetik).

sumber : http://halosehat.com/penyakit/gangguan-ekskresi/gangguan-pada-sistem-ekskresi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar