SEJARAH PENEMUAN GOLONGAN DARAH
Seperti kita ketahui, golongan darah terbagi menjadi 4 yaitu A, B, AB dan O. Penggolongan ini sangat penting untuk kepentingan transfusi darah, dimana tidak semua golongan darah dapat saling menjadi donor ataupun resipien(penerima).
Pembagian golongan darah tidak lepas dari jasa besar seorang ilmuwan berkebangsaan Austria, bernama Karl Landsteiner. Ia lahir di Wina, Austria 14 Juni 1868, anak seorang doktor hukum dan jurnalis terkenal yang meninggal sejak Karl berusia 6 tahun. Landsteiner menikah dengan Helen Wlasto pada 1916. Penemuannya mengenai klasifikasi golongan darah A,B dan O menghantarkannya meraih nobel dibidang kedokteran tahun 1930. Kemudian, Alfred Von Decastello dan Adriano Sturli—kolega Landsteiner—menemukan golongan darah AB.
Sejak kecil, Karl menyukai ilmu kedokteran dan biologi. Ia memilih Universitas kedokteran di Wina dan lulus tahun 1891. Kemudian, memperdalam ilmu kimia selama lima tahun di Laboratorium Hantzch di Zurich. Pada tahun, 1896, Karl kembali ke Wina dan bekerja di Rumah Sakit Gruber di Institut Higiene Wina. Karl yang keturunan Yahudi ini kemudian menekuni penyelidikan tentang kekebalan tubuh manusia dan penyakit. Sayangnya, Karl harus pindah tugas menjadi dokter pembantu di Departemen Anatomi dan Patologi di Universitas Wina. Anehnya, Karl tidak menyukai hal itu. Ia lebih menyukai bidang lama yang ia tekuni.
Golongan darah adalah ciri khusus darah atas suatu individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Dengan kata lain, golongan darah ditentukan oleh jumlah zat (kemudian disebut antigen) yang terkandung di dalam sel darah merah.
Karl Landsteiner menemukan 3 dari 4 golongan darah (yang kemudian disebut sistem ABO) dengan cara memeriksa golongan darah beberapa teman sekerjanya. Percobaan sederhana itu dilakukan dengan mereaksikan sel darah merah dengan serum dari para donor.
Hasil percobaan itu menghasilkan dua macam reaksi (menjadi dasar antigen A dan B, dikenal dengan golongan darah A dan B), dan satu macam tanpa reaksi (tidak memiliki antigen, dikenal dengan golongan darah O). Kesimpulannya, ada dua macam antigen A dan B di dalam sel darah merah yang disebut golongan A dan B, atau sama sekali tidak ada reaksi yang disebut golongan O.
Kemudian, Alfred Von Decastello dan Adriano Sturli—kolega Landsteiner—menemukan golongan darah AB. Pada golongan darah AB, kedua antigen A dan B ditemukan secara bersamaan pada sel darah merah, sedangkan pada serum tidak ditemukan antibodi.
Pada 24 Juni 1943, Karl meninggal karena serangan jantung saat ia bekerja di laboratoriumnya. Perjuangannya di bidang ilmu pengetahuan tidak sia-sia, karena sampai saat ini hasil temuannya masih digunakan oleh masyarakat seluruh dunia.
SUMBER : https://aimustakim.wordpress.com/2012/07/26/sejarah-penemuan-golongan-darah/
SUMBER : https://aimustakim.wordpress.com/2012/07/26/sejarah-penemuan-golongan-darah/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar